Putra Andela (15), siswa SMPN 69 Tanjung Duren Timur, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, yang dijewer guru olahraga bernama Slamet tidak mau masuk sekolah. Menurut ibunya, Nurliana, Putra trauma dengan peristiwa yang dia alami.
"Dia masih trauma, dan enggak mau sekolah. Sampai traumanya hilang, mungkin dia mau sekolah lagi," kata ibu korban, Nurliana saat ditemui di rumahnya di di Jalan Daan Mogot I, RT 006 RW 001, Tanjung Duren, Jakarta Barat, Senin (30/9).
Nurliana menuturkan, dia kaget saat anaknya tiba di rumah berjalan sempoyongan. Mengetahui anaknya terluka di bagian telinga, Nurliana kemudian melarikan Putra ke rumah sakit.
Sebelumnya diberitakan, Putra Andela dipukul oleh guru olahraga bernama Slamet. Pelajar yang masih duduk di bangku kelas satu itu mengalami pemukulan usai menjalani apel di sekolah. Penyebabnya dia memotong pembicaraan guru.
"Selesai apel guru menjelaskan, langsung saya bilang, pak langsung olahraga saja, terus Pak Slamet bilang, siapa yang bilang begitu, maju ke depan," kata Putra saat ditemui di rumahnya, di Jalan Daan Mogot I, RT 006 RW 001, Tanjung Duren, Jakarta Barat.
Setelah itu, lanjut Putra, dia disuruh jalan jongkok ke depan oleh gurunya itu. "Saya maju, saya jongkok, langsung dijewer, kepala saya dipukul pakai tangan kosong," ujarnya.
Selain memukul dengan tangan kosong, Slamet juga mengancam akan memukul dengan cincin yang dikenakannya. "Mau saya pukul pakai cincin?" ujar Putra menirukan hardikan sang guru.
Nurliana menuturkan, dia kaget saat anaknya tiba di rumah berjalan sempoyongan. Mengetahui anaknya terluka di bagian telinga, Nurliana kemudian melarikan Putra ke rumah sakit.
Sebelumnya diberitakan, Putra Andela dipukul oleh guru olahraga bernama Slamet. Pelajar yang masih duduk di bangku kelas satu itu mengalami pemukulan usai menjalani apel di sekolah. Penyebabnya dia memotong pembicaraan guru.
"Selesai apel guru menjelaskan, langsung saya bilang, pak langsung olahraga saja, terus Pak Slamet bilang, siapa yang bilang begitu, maju ke depan," kata Putra saat ditemui di rumahnya, di Jalan Daan Mogot I, RT 006 RW 001, Tanjung Duren, Jakarta Barat.
Setelah itu, lanjut Putra, dia disuruh jalan jongkok ke depan oleh gurunya itu. "Saya maju, saya jongkok, langsung dijewer, kepala saya dipukul pakai tangan kosong," ujarnya.
Selain memukul dengan tangan kosong, Slamet juga mengancam akan memukul dengan cincin yang dikenakannya. "Mau saya pukul pakai cincin?" ujar Putra menirukan hardikan sang guru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar